Friday, October 05, 2007

PATUNG
(obat kangen dari sebrang)


Janu Marxeso,Bkk

“wah....!!” mati aku ! ..kata itu terucap spontan dalam hati.. bayangkan lagi enak-enak naik sepeda motor nggak pake hlem ...tiba-tiba ada polisi berbadan tegap dengan sorot mata yang tajam khas penegak hukum berdiri di tikungan jalan !!!......setelah sejenak mengatur nafas.....kok pak polisi yang satu ini tidak bergerak dan tangannya tetap menunjuk kesuatu arah yang harus kita lalui......hahahahahah , ternyata patung pak polisi ...dan patung itu membiarkan aku melenggang melewatinya meski nggak pake heLm dengan sepeda yang tak naiki pun nggak layak dipakai dijalan raya....senyum sendiri dan mengucap syukur (ucapan syukur seorang pelanggar hukum)...”ah memasang patung kok nggak ada pengumuman....dan kenapa patungnya meski patung polisi...patung artis yang cuaantik kan lebih menarik...bikin kaget saja...pikiran usil muncul lagi ...awas ya besok patung itu akan aku kasih sarung biar orang tidak kaget ..tapi geli ...cukuplah yang kaget aku saja.. jangan nambah korban lagi.....”prit..prit..prit...” “wah....!!” mati aku ! polisi betulan dengan semprit betulan dengan pistol beneran celana betulan rambut betulan berdiri ditengah jalan.....

dan bedanya dengan patung tadi, yang ini tangannya bergerak-gerak menyuruh aku minggir....selamat pagi mas ! tolong tunjukkan SIM, STNK nya....kenapa nggak pake hlem...woo ini sepeda dari negara mana kok nggak pake lampu nggak pake spion nggak pake plat nomer”!!......waduh !! apes-apes (pada peristiwa kedua ini aku nggak sempat mengucap syukur....).o.k. kita tinggal dulu cerita yang nggak lucu ini.

Pak polisi dengan patungnya adalah gejala yang sempat terjadi, di perempatan ada patung polisinya, jalan yang dianggap berbahaya ada patung polisinya...saya tidak tahu arti yang sebenarnya dari patung itu....yang jelas patung itu tidak dapat dijadikan wakil pak polisi yang sungguhan yang kebetulan sakit lalu digantikan dengan patuing....lalu saya mencoba berpikir (biasanya pikiran saya sering salah)....begini : orang seperti saya (mentalnya) adalah jenis manusia yang baru taat dengan peraturan apabila ada sang penegak peraturan itu ada....walaupun ada tulisan “PENGENDARA SEPEDA MOTOR WAJIB MEMAKAI HELM” kalau nggak ada polisi ya nggak mau pake helm, ada tulisan DILARANG KENCING DISINI...ya kencing saja disitu ..toh yang membuat peraturan tidak ada....oleh karena itu dengan adanya patung polisi diharapkan orang tetap tertip mentaati peraturan lalu lintas walaupun nggak ada pak polisi, toh segala peraturan itu ujung-ujungnya untuk keselamatan pengguna jalan....kalau ada aspek sampingan seperti dengan adanya peraturan bisa menimbulkan pungli di jalan antara pelanggar dan petugas itu soal lain yang jauh dari tujuan mulianya sebuah peraturan...kalau kita semua tertip pastilah pungli itu sulit terjadi. Kesimpulan lain adalah manusia seperti saya (lagi-lagi mentalnya) tidak terbiasa dengan bahasa tulisan....tulisan saya anggap sebagai benda mati tanpa arti...jadi berbagai peraturan dituliskan dimana saja...mulai kamar mandi sampai kamar tidur, nggak pengaruh Man !....baru setelah akibat dari melanggar peraturan itu kita rasakan...contohnya kita ditabrak dari belakang gara-gara nggak kasih lampu tanda belok hingga kita di infuse di RS.....lha manusia seperti saya baru mikir wah kenapa nggak taat peraturan lalulintas dari dulu ya....yah terlambat!

Sambil menulis unek-unek ini tanpa sengaja mata ini melihat patung Yesus dikayu salib disamping Alkitab dipojok ruang kerja....tiba-tiba tangan ini berhenti menekan tombol huruf dikomputer.......kisah patung polisi dan dan keselamatan lalulintas kembali mengobrak-obrik sisi religius otak saya....sudah begitu lama patung dan Alkitab ini ada diruangan ini ....sudah tak terhitung pula rasanya aku melanggar simbol-simbol kebenaran yang termakna di dalamnya.Aku dekati patung berdebu dan Alkitab yang masih bersih ....karena jarang dibuka dan dibaca ini....kubuka dan aku baca beberapa ayat ...untuk menenteramkan hati, dan kekosongan.